Pages

Rabu, 22 Oktober 2014

Tetesan Kata "Kebudayaan Yang Tercecer"

"serilah ulung ni belo serecak uwah ni pinang sekulah beloh muranto pantang ulak sebelum menang"

                                                            "Kebudayaan Yang Tercecer"
                                                           Karya : Usman Kari



Dalam keheningan malam
Bulan penuh ampunan menyapa
Hembusan napas beradu
Setetes embun kala itu
Terayun pikiran sebuah harapan
Harta yang tak ternilai harganya
Dimata siapa saja yang menikmatinya

Dalam keheningan malam
Tepukan itu kini telah layu
Ukiran itu kini telah buram
Lekukan tubuhnya kini tak lagi menawan
Kebudayaanku telah tercecer

Siapa dalang ini semua?
Siapa pelaku sebenarnya?
Siapa? Siapa? Siapa?

Apakah kami para anak muda
Apakah kami para orang tua
Atau memang sengaja
Dibuat sedemikian rupa
Sehingga kami tidak tau apa-apa
Siapa pelaku sebenarnya?

Aku harus bergegas
Aku harus bergerak
Aku harus berusaha
Aku harus Mencari kembali
kebudayaan yang hampir hilang
Ditelan arus ombak waktu
Yang selalu menggelora tiada henti

Owhhhh kebudayaan
Tanpamu kami tidak ada apa-apanya
Kembalilah bersama raga kami
Kembalilah dengan hati kami
kami menginginkan engkau
Kembali bersanding dengan jiwa kami

Akan ku peluk erat
Tak akan ku lepas lagi
Sampai dengan akhir hayat
Sampai mentari tak bersinar lagi

                                                                                                             Takengon, 03 july 2014

Kamis, 16 Oktober 2014

Tetesan Kata "Gaza Meronta, Dunia Berduka”

"serilah ulung ni belo serecak uwah ni pinang sekulah beloh muranto pantang ulak sebelum menang"

                                                      “Gaza Meronta, Dunia Berduka”
                                                          Karya : Usman Kari




Saudaraku meronta penuh duka
Para zionis israel menyerang
Tanpa ampun tanpa hati
Israel laknatullah pelakunya
Saudaraku telah syahid

Beberapa negara hanya bisa terpana
Menyaksikan dan berkata
Kami mengutuk serangan israel
Namun apa daya
Saudaraku kembali syahid
Di tanah para syuhada

Para saudaraku meronta
Kala jet tempur israel laknatullah
Menyerang tanpa ampunan
Tua, muda, bahkan anak-anak
Menjadi korbannya

Suara bom melanda saat sahur tiba
Tidak terelakkan juga saat berbuka
Israel kembali menggempur saudaraku
Tanpa dosa dan tidak tau apa-apa
Saudaraku telah syahid

Tubuhnya meronta
mulutnya berisi debu
Matanya tertutup abu
kakinya lepas
Sesekali ia mengedipkan mata
Hingga jari kecilnya terpotong

Mulutnya bungkam tak bisa berucap
Hanya dalam hati ia berkata
Laa Illahailallah Muhammadarasulullah
Allahu Akbar
Saudaraku telah syahid

Seorang anak kecil berkata
Ayah, ibu dimana?
Terus adik, dimana ayah?
Sambil kaku ayahnya menjawab
barusan rudal israel
Menyerang adik dan ibumu saat
Pulang berbelanja di dekat mesjid

Matanya tipis bagai kaca
Pecah serasa meronta tak punya daya
Diam sejenak hingga malam menyapa
Suasana rumahnya tidak meninggalkan
Kenyamanan serupa

Roket itu adalah mainan kami
Tank itu adalah sahabat kami
Ketika aku kecil,
aku telah bermain dengan tank itu
Yang setiap saat dapat membunuhku
Ketika aku kecil
permainanku adalah dengan roket
rudal yang tak ragu-ragu
untuk membunuh kami semua

Saudara-saudaraku telah dibunuh
Tank itu ku lawan dengan batu
Tapi kami masih tetap kuat
Untuk menghadapi mereka
Walaupun Masa kecil kami
Telah dirampas secara paksa

Bayi tak berdosa pun menjadi korban
Bermandikan darah sejak kecil
“Ayah jangan menangis
wahai ayahku tersayang
Aku telah syahid ayah
Ikhlaskan kepergian ku ayah “

Ya Allah, kuatkan langkah saudara kami
Berikanlah tempat yang layak disisi-MU
Kami hanya bisa berdoa
Semoga niat para pejuang
Untuk mempertahankan
Tanah para syuhada
Selalu diridhoi oleh-Nya

Ya Allah, aku sudah tak kuat lagi
untuk berucap
Hanya secuil doa kita
Yang bisa membantu mereka
Ya Allah selamatkanlah
saudara-saudara kami di Palestina

Ya Allah Hancurkanlah Zionis Israel
dan para Sekutunya
kami yakin dengan janji-janjiMu
Ya Allah

Semoga doa ini,
rasa sedih, rasa haru,
rasa tangis, rasa marah,
rasa geram, dan rasa kepedulian kita akan menjadi saksi di hadapan Allah
bahwa kita pernah peduli
dengan para saudara kita di Palestina

Selamatkan kami semua Ya Allah
Selamatkan saudara-saudara kami
Aamiin Aamiin ya Rabbal Alamiin..

                                                                                                                            Takengon, 24 july 2014