Pages

Kamis, 15 November 2012

Kerawang Gayo

"serilah ulung ni belo serecak uwah ni pinang sekulah beloh muranto pantang ulak sebelum menang"


Kerawang Gayo

Kerawang Gayo
Kerawang Gayo
Kerawang Gayo adalah kerajinan bordir masyarakat Gayo , Aceh Tengah . Bordir Kerawang Gayo memiliki corak yang khas, dimana memiliki makna filosofi yang dalam dari setiap ukiran dan bentuknya. Bordir Kerawang Gayo ini sering dipakai untuk hiasan dinding, taplak meja, motif pakaian, tas dan lain sebagainya. Motif Kerawang Gayo tidak hanya diminati masyarakat lokal saja, namun daerah Aceh lainnya juga banyak mencari motif ini. Bahkan wisatawan dari luar daerah Aceh juga menyukai kerajinan yang menggunakan Kerawang Gayo ini.
Motif kerawang hanya terdiri dari empat bagian, jikalau adapun tambahan lainnya sudah merupakan hasil dari variasi. Adapun empat bagian itu adalah (1) Emun Berangkat (2) Pucuk Rebong (3) Tapak Tikus dan (4) Tai kukur.

  • Emun Berangkat (Awan Berangkat) yang menyerupai huruf S sambung menyambung, putar berputar. Ini melambangkan perjuangan hidup dalam menempuh kehidupan. Suka duka, susah senang, sempit luas. Ada masa-masa tertentu yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tidak ada jalan lurus, yang ada hanya liku-liku mendaki dan menurun. Itu merupakan pakaian hidup untuk berjuang
  • Pucuk Rebung, menggambarkan bukit barisan atau segitiga sama kaki yang dijahit lurus-lurus dari pendek lebih panjang, lebih panjang lagi, lebih panjang lagi kemudian menurus beberapa kali. demikian berulang-ulang. ini menunjukkan kesatuan ikatan dalam masyarakat baik dalam posisi dan dalam hal keadaan. Ada yang rendah ada yang tinggi, ada yang kaya ada yang miskin. Semua bersatu padu.
  • Situs tikus dilambangkan sebagai bundaran bulat sebanyak empat buah diantara bundaran itu dipisahkan oleh garis, bundaran kecil ini agak rapat ke tengah. Ini menggambarkan sarak opat yaitu: reje, cing, imem dan petue .....
  • Tai kukur menyerupai rantai melambangkan rakyat genap mufakat.

Sekarang ini kerawang sudah banyak variarsi tambahan untuk memperindah dan terkadang melupakan makna yang terkandung dari kerawang itu sendiri.

Jumat, 02 November 2012

SARANG LEBAH MADU SANG ARSITEK DITIRU MANUSIA


Nama             :   Usman Kari
Nim                :  1010103010024
Mata Kuliah    :  Ilmu Alamiah Dasar

SARANG LEBAH MADU SANG ARSITEK DITIRU MANUSIA


Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An Nahl, 16:68-69)
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang penghasilnya, yaitu lebah madu.
Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru yaitu madu, dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Diantara beberapa makhluk yang paling memukau di alam ini adalah Lebah Madu, makhluk ini yang telah menghidangkan nutrisi yang paling sempurna, yaitu madu dan lebih ajaibnya lagi bangunan heksagonalnya yang mereka dirikan dengan hitungan sangat matang dan teliti serta lebih hebat dari seorang pakar matematika manapun yang harus dengan hitungan-hitungan tingkat tinggi akan tetapi lebah-lebah ini sama sekali tidak belajar hitungan bilangan serta rumus-rumus kalkulus, Hal lainnya yang sangat mengagumkan tentang lebah madu ini adalah kerjasama diantara mereka dalam membangun pundi-pundi madu ini. Lebah-lebah ini memulai bangunannya dari titik-titik yang berbeda. Ratusan lebah menyusun rumahnya dari tiga sampai empat titik awal yang berlainan lalu dilanjutkan penusunan bangunan tersebut sampai bertemu di tengah-tengah. Tidak ada kekeliruan sedikitpun pada tempat dimana mereka bertemu, lebah juga menghitung besar sudut antara rongga satu dengan yang lain saat membangun pundi-pundinya. Antara rongga satu dengan rongga yang lain dibelakangnya selalu dibentuk dengan kemiringan tiga belas derajat dari bidang datar. Dengan demikian kedua sisi rongga tersebut berada pada posisi miring ke atas, hal ini agar madu yang terdapat didalamnya tidak mengalir keluar atau tumpah.
Begitu ajaib & kokohnya konstruksi sarang lebah sampai-sampai diaplikasikan oleh manusia kedalam konstruksi gedung pencakar langit  terletak di Tianjin, China ini memiliki nama resmi Sinosteel International Plaza. Menara ini sedang dibangun hingga saat ini, diperkirakan akan selesai proses pembangunannya pada tahun 2012.
Dengan desain yang aerodinamis & unik, menara yang setinggi 1174 kaki ini dapat berdiri kokoh tanpa rangka dalam sama sekali jadi hanya menggunakan rangka luar saja yang meniru bentuk sarang lebah.  Ternyata menara ini dimungkinkan seluruh bobot dari menara tersebut dibebankan pada rangka luarnya saja (konstruksi kaki-kakinya terdapat pada lapisan luar yang menyerupai bentuk sarang lebah), selain sangat kuat, bentuk menara sarang lebah ini memiliki desain yang indah dipandang baik dari dalam bangunan maupun dari luar ruangan.
Kelebihan lainnya dari menara sarang lebah ini adalah terletak pada pengunaan ruang beserta efeknya terhadap angin serta cahaya matahari yang begitu sangat optimal. Menurut arsiteknya, menara sarang lebah ini dimungkinkan ruangan tetap hangat di kala suhu luar dingin dan tetap sejuk di kala suhu luar panas. 





Keajaiban struktur sarang lebah menginspirasi manusia untuk mengaplikasikan karya arsitektur alam tersebut ke dalam berbagai karya, seperti salah satunya sebuah gedung di Cina.

Gedung yang dimaksud bernama Sinosteel International Plaza (SIP), terletak di Tianjin--kota terbesar ke-3 di Cina daratan. Gedung setinggi 1174 kaki (setara 358 meter) ini disebut-sebut sebagai sarang lebah raksasa buatan manusia.