"Kebudayaan Yang Tercecer"
Karya : Usman Kari
Dalam keheningan malam
Bulan penuh ampunan menyapa
Hembusan napas beradu
Setetes embun kala itu
Terayun pikiran sebuah harapan
Harta yang tak ternilai harganya
Dimata siapa saja yang menikmatinya
Dalam keheningan malam
Tepukan itu kini telah layu
Ukiran itu kini telah buram
Lekukan tubuhnya kini tak lagi menawan
Kebudayaanku telah tercecer
Siapa dalang ini semua?
Siapa pelaku sebenarnya?
Siapa? Siapa? Siapa?
Apakah kami para anak muda
Apakah kami para orang tua
Atau memang sengaja
Dibuat sedemikian rupa
Sehingga kami tidak tau apa-apa
Siapa pelaku sebenarnya?
Aku harus bergegas
Aku harus bergerak
Aku harus berusaha
Aku harus Mencari kembali
kebudayaan yang hampir hilang
Ditelan arus ombak waktu
Yang selalu menggelora tiada henti
Owhhhh kebudayaan
Tanpamu kami tidak ada apa-apanya
Kembalilah bersama raga kami
Kembalilah dengan hati kami
kami menginginkan engkau
Kembali bersanding dengan jiwa kami
Akan ku peluk erat
Tak akan ku lepas lagi
Sampai dengan akhir hayat
Sampai mentari tak bersinar lagi
Takengon, 03 july 2014
Bulan penuh ampunan menyapa
Hembusan napas beradu
Setetes embun kala itu
Terayun pikiran sebuah harapan
Harta yang tak ternilai harganya
Dimata siapa saja yang menikmatinya
Dalam keheningan malam
Tepukan itu kini telah layu
Ukiran itu kini telah buram
Lekukan tubuhnya kini tak lagi menawan
Kebudayaanku telah tercecer
Siapa dalang ini semua?
Siapa pelaku sebenarnya?
Siapa? Siapa? Siapa?
Apakah kami para anak muda
Apakah kami para orang tua
Atau memang sengaja
Dibuat sedemikian rupa
Sehingga kami tidak tau apa-apa
Siapa pelaku sebenarnya?
Aku harus bergegas
Aku harus bergerak
Aku harus berusaha
Aku harus Mencari kembali
kebudayaan yang hampir hilang
Ditelan arus ombak waktu
Yang selalu menggelora tiada henti
Owhhhh kebudayaan
Tanpamu kami tidak ada apa-apanya
Kembalilah bersama raga kami
Kembalilah dengan hati kami
kami menginginkan engkau
Kembali bersanding dengan jiwa kami
Akan ku peluk erat
Tak akan ku lepas lagi
Sampai dengan akhir hayat
Sampai mentari tak bersinar lagi
Takengon, 03 july 2014