"serilah ulung ni belo
serecak uwah ni pinang
sekulah beloh muranto
pantang ulak sebelum menang"
"Menyebut Lafaz-Mu"
Karya : Oesk
Seketika shubuh di guncang
Senyum indah berbalut luka
Bumi Rencong berdenyut lantang
Mengingat semua kembali padaNya
Pagiku buta terombang-ambing
Getaran berirama menyusur lembah
Adzan berkumandang terasa nyaring
Tanda Empu membangunkan jiwa
05.03 wib waktu mencatat
6,4 SR, 15 detik kekuatan gempa
Menghempas desember hingga bergeliat
Bumi Nanggroe kembali berduka
Pidie Jaya, Bireun dan sekitarnya menjadi pusat goncangan tektonik
Sendi-sendi bumi kembali meratap
Biarkan lafaz-Mu terdengar jelas
Izinkan Lafaz-Mu terdengar ikhlas
Doaku tak panjang
Harapku tak lantang
Ijinkan kami berbenah dan berubah
Hingga Lafaz-Mu terasa sempurna
Namun, panggil lah kami ketika tiba masanya
Laailaahaillallah
Laailaahaillallah
Laailaahaillallah
Laailaahaillallah...
Takengon, 07 Des '16
"Serilah ulung ni belo, Serecak uwah ni pinang Sekulah beloh muranto, Pantang ulak sebelum menang"
Jumat, 09 Desember 2016
Selasa, 29 Maret 2016
Tetesan Kata "Jejak Tengkulak"
"serilah ulung ni belo
serecak uwah ni pinang
sekulah beloh muranto
pantang ulak sebelum menang"
Jejak Tengkulak
Karya : Usman Kari
Jejak masih teringat nyata
sekilas memberi makna
Yakinlah ini sebuah cerita
Mau fakta atau fiktip belaka
Iya saya mencoba bergumam dulu
Sembari kuseduh kopi pagi
Dalam gayung yang setengah tua
Jejak itu kembali teringat
Ini tentang cerita pagi
Kehangatan api masih terasa
Bau bunga kopi menemani cerita
Hingga api pagi telah tiada
Sedikit melirik dan menunduk
Apakah ini rasa dulu
Apakah ini cerita dulu
Ahhh sudahlah teman hari telah terang
Jejak, jejak itu kembali hadir
Ini tentang jejak setapak
Ini tentang setapak tengkulak
Dan ini cerita tengkulak punya jejak
Takengon, 22 Maret 2016
Jejak Tengkulak
Karya : Usman Kari
Jejak masih teringat nyata
sekilas memberi makna
Yakinlah ini sebuah cerita
Mau fakta atau fiktip belaka
Iya saya mencoba bergumam dulu
Sembari kuseduh kopi pagi
Dalam gayung yang setengah tua
Jejak itu kembali teringat
Ini tentang cerita pagi
Kehangatan api masih terasa
Bau bunga kopi menemani cerita
Hingga api pagi telah tiada
Sedikit melirik dan menunduk
Apakah ini rasa dulu
Apakah ini cerita dulu
Ahhh sudahlah teman hari telah terang
Jejak, jejak itu kembali hadir
Ini tentang jejak setapak
Ini tentang setapak tengkulak
Dan ini cerita tengkulak punya jejak
Takengon, 22 Maret 2016
Minggu, 20 Maret 2016
Tetesan Kata "Negeri Seribu Bukit"
"serilah ulung ni belo
serecak uwah ni pinang
sekulah beloh muranto
pantang ulak sebelum menang"
Negeri Seribu Bukit
Karya : Usman Kari
Sayupan pagi itu menjelma
Kembali hadir dalam singgasana
Menceritakan kembali sebait kata
Negeri Seribu Bukit punya kisahnya
Bisikkan lembut nama menderu
Gagah perkasa gerakan menyatu
Lincah berirama hentakkan bertemu
Syair dakwah yang selalu ku rindu
Hamparan keindahan alam
Seolah memanggil dan bertalu
Kapan kita berjumpa lagi
Kapan kita bersama lagi
Mersik, lisik dan urik
Sepenggal jati diri dan identitas mu
Berani, rajin dan teliti
Fakta nyata di balik kebanggaan mu
Oh Gayo Lues ku...
Seberkas cahaya keindahan bathin mu
Kini hadir dalam insan dan jiwa mu
Akankah aku masih bisa merindu
Hingga akhir zaman beranak cucu..
Takengon, 05 March 2016
Negeri Seribu Bukit
Karya : Usman Kari
Sayupan pagi itu menjelma
Kembali hadir dalam singgasana
Menceritakan kembali sebait kata
Negeri Seribu Bukit punya kisahnya
Bisikkan lembut nama menderu
Gagah perkasa gerakan menyatu
Lincah berirama hentakkan bertemu
Syair dakwah yang selalu ku rindu
Hamparan keindahan alam
Seolah memanggil dan bertalu
Kapan kita berjumpa lagi
Kapan kita bersama lagi
Mersik, lisik dan urik
Sepenggal jati diri dan identitas mu
Berani, rajin dan teliti
Fakta nyata di balik kebanggaan mu
Oh Gayo Lues ku...
Seberkas cahaya keindahan bathin mu
Kini hadir dalam insan dan jiwa mu
Akankah aku masih bisa merindu
Hingga akhir zaman beranak cucu..
Takengon, 05 March 2016
Langganan:
Postingan (Atom)